Tujuh Kebahagiaan Berkeluarga
Rumah tangga
atau berkeluarga yang bahagia adalah harapan bagi semua orang, tanpa
terkecuali. Karena itu, berbagai upaya biasanya dilakukan demi harapan
tersebut.Berikut ini ada tujuh cirri-ciri keluarga yang bahagia.
Karmin, S.Ag
Pertama, memiliki pasangan hidup yang
berakhlak mulia (akhaqul karimah).Akhlak yang mulia ini memiliki
beberapa indikator, antara lain: menikah demi agama dalam rangka ibadah kepada
dan mencari ridla Allah SWT dan saling menjaga atau merawat kebutuhan beribah
kepada Allah SWT untuk mendapatkan suasana keluarga yang sakinah.
Kedua, memiliki keturunan yang
shaleh/shalihah, yang ditandadai oleh beberapa hal berikut: a) anak dapat
berbuat baik kepada orang tuanya (sekalipun berbeda agama – keyakinan), b)
menjauhi perbuatan terlarang sekalipun di saat orang lain tidak mengetahuinya,
c) dapat mendirikan shalat, mengajak pada kebajikan, menjauhi kemunkaran dan
bersabar menghadapi cobaan hidup, d) tidak sombong (takabur) di lingkungan
masyarakat, e) selalu berhati-hati dalam berucap dan menghormati orang lain (QS.
Lukman: 15-19)
Ketiga, memiliki lingkungan masyarakat
yang baik yang ditandai dengan adanya setiap warga dapat menjalin kekuatan dan
kebersamaan dalam mewujudkan nilai-nilai kemuliaan agama di lingkungan
masyarakat dan bersatu padu memberantas segala bentuk kemunkaran.
Keempat, memiliki pekerjaan atau
penghasilan yang halal dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan jujur
sehingga menghasilkan nafkah yang berkah.
Kelima, semua anggota keluarga dapat
saling memenuhi kewajiban dan haknya menurut tuntunan agama.
Keenam, menjadikan rumah sebagai sebagai
tempat yang nyaman dan aman untuk
berlangsungnya segala bentuk kegiatan keluarga, termasuk ibadah, pendidikan,
dan sebagainya.
Ketujuh, dapat beramal sosial –
khususnya menyantuni anak yatim, seperti halnya sabda Nabi:
“Rumah tangga yang paling dicintai Allah yaitu rumah tangga yanga di
dalamnya ada anak yatim yang dimuliakan” (HR.
Tabrani).
“Sebaik-baik rumah tangga di kalangan muslimin adalah rumah tangga
yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan baik.Seburuk-buruk
rumah tangga di kalangan muslimin adalah rumah tangga yang di dalamnya ada anak
yatim yang diperlakukan dengan buruk”.(HR. Ibnu
Majah).
Penyuluh Agama
Islam Kota Yogyakarta
Wilayah Kerja Kecamatan Mergangsan
0 komentar:
Posting Komentar