You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 27 April 2014

Menjaga Lidah

Orang bijak berkata: “Kalau pedang lukai tubuh masih bisa harapan sembuh, tetapi kalau lidah lukai hati, ke mana obat obat hendak dicari”
    Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna(QS.Al-Mu’minun:3)
Menjaga lidah adalah salah satu tanda kebaikan yang sangat  penting. Organ tubuh satu ini bukan hanya berfungsi sebagai indera perasa. Bentuknya yang elastis membuat fungsinya juga beraneka. Dengan lidah seorang rakyat jelata pun bisa menjadi masyhur hingga pelosok dunia dan sebab lidah pula orang yang terhormat bisa jatuh sengsara.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda yang artinya:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah berbicara yang baik atau diam”. (HR.Muslim) 
Lidah ibarat pisau bermata dua. Sisi yang satu memiliki pengaruh positif dan yang satu lagi berpengaruh negatif. Jika perkataan yang muncul itu baik maka akan membawa kepada kebaikan.                                                            Namun jika perkataan yang mucul buruk maka ia akan membawa pada kerusakan dan kehancuran.
Berapa banyak masalah yang terjadi disebabkan lidah. Orang mudah berkata dusta sampai kebenaran berbalik menjadi salah. Seorang anak berbohong kepada orang tuanya dapat dikarenakan lidahnya. Para ibu rumah tangga meng-ghibah, itu juga karena lidahnya. Bahkan yang lebih dahsyat pengaruhnya jika para politisi di negeri ini sering mengumbar janji, itu juga sebuah keteledoran menjaga lidahnya. Wal hasil semua akan menjadi kacau dan rusak.
Padahal salah satu karakteristik muslim adalah mampu menghindarkan diri dari bahaya lidah dan tangannya terhadap orang lain. Islam juga mengajarkan bagaimana bersikap bijak untuk tidak melakukan pekerjaan yang tidak berguna. Tidak dibenarkan ghibah, dusta dan namimah. Sebab ketiga hal ini merupakan penyakit yang sering diderita oleh mereka yang tidak bisa memelihara lidahnya. Padahal di hari pembalasan nanti semua anggota tubuh kita akan diminta pertanggungjawaban, termasuk libad kita.
Benar kata orang “mulutmu adalah harimaumu”. Jika lidah itu tidak dipelihara, dia tak ubahnya bak seekor harimau. Apa jadinya dalam keluarga jika anak suka berdusta. Dia dengan mudah berkata, uang yang ditangannya adalah uang jajan yang diberikan kemarin. Padahal uang itu diambil dari kantong celana bapaknya tanpa izin. Jika anak di waktu kecilnya berani mencuri uang bapak sendiri, bukan tidak mungkin ketika besarnya dia berani mencuri uang orang lain dan cenderung berkata dusta. Rasul Muhammad SAW bersabda yang Artinya:
“Dua hal yang menjadikan manusia menjadi penghuni neraka; karena lidah dan karena mengikuti nafsu bawah perut” (Al-hadits).
Manusia dihargai, dipercaya bahkan diharapkan kedatangannya, disayang kepergianya, didengarkan tutur katanya, ataupun diharapkan nasehatnya, karena mampu menjaga, mengendalikan dan menghemat tutur katanya. Begitu juga orang yang mengikuti nafsu sahwatnya tanpa terkendali, maka kepribadiannya akan dihindari orang, kadang dicaci, dibenci, dijahui bahkan dimusuhi.
Karena itu, kita perlu berhati-hati dalam memanfaatkan dua fasilitas Sang Pencipta ini. Kita perlu berhati-hatilah dalam berkata, karena lidah adalah anggota badan  yang paling banyak menjerumuskan orang masuk ke dalam neraka. Naudzu billah min-dzalik.

H. Karmin, S.Ag.
Penyuluh Agama Islam Fungsional Kota Jogja
Wilayah Kerja Kecamatan Mergangsan

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP