Puasa Membawa Nikmat
"Makan dan minumlah
tetapi jangan berlebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan." (QS. Al A’raaf, 7: 31)"Perut itu adalah
rumah penyakit, sedang berpantang itu adalah pangkal segala obat" (Hadits Nabi)
Tiap orang Islam dewasa yang sehat wajib menjalankan puasa Ramadhan. Sebab berpuasa itu, selain menetapi kewajiban (ibadah) kepada Allah (QS. Al Baqarah: 183), juga memberikan manfaat yang luar biasa bagi tubuh kita. Yaitu, bahwa puasa itu akan memberikan kenikmatan bagi tubuh kita. Beberapa kenikmatan puasa, antara lain :
Tiap orang Islam dewasa yang sehat wajib menjalankan puasa Ramadhan. Sebab berpuasa itu, selain menetapi kewajiban (ibadah) kepada Allah (QS. Al Baqarah: 183), juga memberikan manfaat yang luar biasa bagi tubuh kita. Yaitu, bahwa puasa itu akan memberikan kenikmatan bagi tubuh kita. Beberapa kenikmatan puasa, antara lain :
Pertama, membaikkan penyakit-penyakit degeneratif,
seperti; obesitas, sakit jantung, sakit sendi dan diabetes. Kedua,
melancarkan kembali sistem pencernaan tubuh. Ketiga, mengurangi
gumpalan-gumpalan lemak dalam tubuh (mengurangi resiko kena sakit jantung). Keempat, memperkuat
ketahanan tubuh (secara fisik dan mental). Kelima, meningkatkan kepedulian (solidaritas
sosial) terhadap sesama.
Namun demikian, tidak semua
orang yang berpuasa bisa mendapatkan
kenikmatan seperti di atas. Seringkali, puasa yang kita lakukan malah hanya
menimbulkan rasa lapar, lemas, lesu, pusing, sulit konsentrasi
dan hilang semangat kerja. Mengapa bisa demikian ? Karena cara puasa kita tidak benar.
Karena itu, bagaimana sebenarnya puasa yang benar, sehingga bisa
memberikan nikmat dalam kehidupan?
Berikut beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan oleh setiap orang:
Pertama, niat karena Allah. Puasa adalah ibadah
yang istimewa, karena tuntunan melaksanakan puasa ini adalah untuk Allah SWT.
Karena itu, niatkan puasa karena Allah SWT. Jangan muncul pikiran atau niatan
lain sedikitpun, kecuali hanya supaya mendapat ridha atau kasih sayang Allah SWT.
Kedua, sahur yang benar, yaitu awali makan
makanan yang mudah dicerna, baru
kemudian makan secara lengkap. Jangan
makan berlebihan. Hindari terlalu banyak makan
yang berbentuk hidrat arang, karena hormon insulin tubuh akan berlebihan. Insulin
mempercepat turunnya kadar gula darah
dan ini akan membuat Anda cepat lapar. Karena itu, sahur yang baik adalah makan
makanan yang membuat badan dapat tahan lapar yaitu makanan yang mengandung berbagai
jenis protein, seperti: daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe,
sayur-sayuran dan buah-buahan. Berkaitan dengan sahur yang benar ini, Nabi
Muhammad SAW menegaskan dalam sabdanya :
‘Diriwayatkan dari Anas r.a katanya:
Rasulullah s.a.w bersabda: “Hendaklah kamu bersahur karena di dalam bersahur
itu ada keberkatannya”.
Ketiga, berbuka yang bijak. Rasulullah SAW
memberikan informasi mengenai buka puasa dalam hadits berikut:
“Diriwayatkan dari pada bin Saad
r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Seseorang itu senantiasa berada
di dalam kebaikan selagi mereka selalu menyegerakan berbuka puasa”.
Saat tiba waktu berbuka, mulailah dengan
minum yang manis-manis atau makanan yang mudah dicerna terlebih dulu. Yaitu, makanan yang berbentuk hidrat arang,
misalnya: kurma, kolak, bubur dan sebagainya. Kebiasaan Nabi Muhammad SAW,
berbuka puasa dengan buah kurma. Setelah maghrib – setelah saluran pencernaan
sudah istirahat sejenak – barulah kita makan lengkap berupa nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
Hindari makan berlebihan dan berhentilah sebelum
kenyang. Sebab, saat kadar gula
darah mencapai puncak, kita memang belum
merasa kenyang. Jadi bila makan terus-menerus, maka saat rasa kenyang timbul
sebenarnya kita sudah kelebihan makan.
Hal ini dapat menimbulkan badan terasa berat, ngantuk dan malas
melakukan shalat tarawih atau ibadah-ibadah lainnya.
Keempat, perbanyak menanam kebaikan. Berbuat baik kepada
sesama, bershadaqah pengetahuan, pengalaman, atau segala sesuatu yang kita
miliki, harus selalu menjadi semangat dalam keseharian kita. Pendek kata, tidak
ada waktu terlewatkan selain untuk menanam kebaikan buat sesamanya.
Kelima, kendalikan emosi. Emosi adalah kekuatan yang luar
biasa yang menjadikan seseorang melakukan apa saja yang menjadi keinginannya. Padahal,
keinginginan yang muncul dalam diri kita cenderung bersifat negatif, misalnya;
ingin serba enak, senang, mudah, cepat, dan sebagainya, tanpa berbuat sesuatu.
Jika ini mengendalikan pikiran kita, maka apa saya (yang bersifat negatif) bisa
terjadi. Karena itu, kendalikan emosi, dan rasionalitas harus dapat menjadi
leader dalam melakukan pilihan-pilihan sebuah perbuatan.
Keenam, hindari perilaku tidak terpuji atau negatif. Perilaku boros, membuang-buang waktu, iri,
dengki, sombong (takabur), apalagi
mencuri dan sebagainya, harus dibakar (dihilangkan) dari dalam pribadi kita.
Karena semua perbuatan maksiat itu, di samping merugikan diri sendiri dan orang
lain, juga dapat merusak kualitas puasa
yang kita lakukan.
Pendek kata, puasa adalah terapi fisik,
biologis, psikologis dan spiiritual yang memiliki fungsi luar
biasa dalam upaya meraih kenikmatan hidup sejati, yaitu hidup yang bermakna bagi diri dan orang
lain, serta menjauhkan seseorang dari
kenistaan. Wallahu a’lam.
M. Mahlani
Ketua Pokja Penyuluh
Agama Islam
Kota Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar