You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 23 Juni 2014

Puasa Membawa Nikmat

"Makan dan minumlah tetapi jangan berlebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."  (QS. Al A’raaf, 7: 31)"Perut itu adalah rumah penyakit, sedang berpantang itu adalah pangkal segala obat"  (Hadits Nabi)


Tiap orang Islam dewasa yang sehat wajib menjalankan puasa Ramadhan. Sebab berpuasa itu, selain menetapi kewajiban (ibadah) kepada Allah (QS. Al Baqarah: 183), juga memberikan manfaat yang luar biasa bagi  tubuh kita. Yaitu, bahwa puasa itu akan memberikan kenikmatan bagi tubuh kita. Beberapa kenikmatan puasa, antara lain :
Pertama,  membaikkan penyakit-penyakit degeneratif, seperti; obesitas, sakit jantung, sakit sendi dan diabetes. Kedua,  melancarkan kembali sistem pencernaan tubuh. Ketiga,  mengurangi gumpalan-gumpalan lemak dalam tubuh (mengurangi resiko kena sakit jantung). Keempat,   memperkuat ketahanan tubuh (secara fisik dan mental). Kelima,  meningkatkan kepedulian (solidaritas sosial)  terhadap sesama.
Namun demikian, tidak semua orang yang berpuasa bisa  mendapatkan kenikmatan seperti di atas. Seringkali, puasa yang kita lakukan malah hanya menimbulkan rasa lapar, lemas, lesu, pusing, sulit  konsentrasi  dan hilang semangat kerja. Mengapa bisa demikian ?  Karena cara puasa kita tidak benar.
Karena itu, bagaimana  sebenarnya puasa yang benar, sehingga bisa memberikan nikmat dalam kehidupan?  Berikut beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan oleh setiap orang:
Pertama, niat karena Allah. Puasa adalah ibadah yang istimewa, karena tuntunan melaksanakan puasa ini adalah untuk Allah SWT. Karena itu, niatkan puasa karena Allah SWT. Jangan muncul pikiran atau niatan lain sedikitpun, kecuali hanya supaya mendapat ridha atau kasih sayang  Allah SWT.
Kedua, sahur yang benar, yaitu awali makan makanan yang mudah dicerna,  baru kemudian makan secara lengkap.  Jangan makan berlebihan. Hindari terlalu banyak makan  yang berbentuk hidrat arang, karena hormon  insulin tubuh akan berlebihan. Insulin mempercepat turunnya  kadar gula darah dan ini akan membuat Anda cepat lapar. Karena itu, sahur yang baik adalah makan makanan yang membuat badan dapat tahan lapar  yaitu makanan yang mengandung berbagai jenis  protein, seperti:  daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe, sayur-sayuran dan buah-buahan. Berkaitan dengan sahur yang benar ini, Nabi Muhammad SAW menegaskan dalam sabdanya :
 Diriwayatkan dari Anas r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: “Hendaklah kamu bersahur karena di dalam bersahur itu ada keberkatannya”.

Ketiga, berbuka yang bijak. Rasulullah SAW memberikan informasi mengenai buka puasa dalam hadits berikut:
“Diriwayatkan dari pada bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Seseorang itu senantiasa berada di dalam kebaikan selagi mereka selalu menyegerakan berbuka puasa”.
Saat tiba waktu berbuka, mulailah dengan minum yang manis-manis atau makanan yang mudah dicerna  terlebih dulu.  Yaitu, makanan yang berbentuk hidrat arang, misalnya: kurma, kolak, bubur dan sebagainya. Kebiasaan Nabi Muhammad SAW, berbuka puasa dengan buah kurma. Setelah maghrib – setelah saluran pencernaan sudah istirahat sejenak – barulah kita makan lengkap  berupa nasi, lauk pauk, sayur  dan buah.
Hindari makan  berlebihan dan berhentilah sebelum kenyang.   Sebab, saat kadar gula darah  mencapai puncak, kita memang belum merasa kenyang. Jadi bila makan terus-menerus, maka saat rasa kenyang timbul sebenarnya kita sudah kelebihan makan.  Hal ini dapat menimbulkan badan terasa berat, ngantuk dan malas melakukan shalat tarawih atau ibadah-ibadah lainnya.
Keempat, perbanyak menanam kebaikan. Berbuat baik kepada sesama, bershadaqah pengetahuan, pengalaman, atau segala sesuatu yang kita miliki, harus selalu menjadi semangat dalam keseharian kita. Pendek kata, tidak ada waktu terlewatkan selain untuk menanam kebaikan buat sesamanya.
Kelima, kendalikan emosi. Emosi adalah kekuatan yang luar biasa yang menjadikan seseorang melakukan apa saja yang menjadi keinginannya. Padahal, keinginginan yang muncul dalam diri kita cenderung bersifat negatif, misalnya; ingin serba enak, senang, mudah, cepat, dan sebagainya, tanpa berbuat sesuatu. Jika ini mengendalikan pikiran kita, maka apa saya (yang bersifat negatif) bisa terjadi. Karena itu, kendalikan emosi, dan rasionalitas harus dapat menjadi leader dalam melakukan pilihan-pilihan sebuah perbuatan.
Keenam, hindari perilaku tidak terpuji atau negatif. Perilaku boros, membuang-buang waktu, iri, dengki, sombong (takabur), apalagi mencuri dan sebagainya, harus dibakar (dihilangkan) dari dalam pribadi kita. Karena semua perbuatan maksiat itu, di samping merugikan diri sendiri dan orang lain, juga  dapat merusak kualitas puasa yang kita lakukan.
Pendek kata, puasa adalah terapi fisik, biologis,  psikologis  dan spiiritual yang memiliki fungsi luar biasa dalam upaya meraih kenikmatan hidup sejati,  yaitu hidup yang bermakna bagi diri dan orang lain,  serta menjauhkan seseorang  dari  kenistaan. Wallahu a’lam.

M. Mahlani
Ketua Pokja Penyuluh Agama Islam
Kota Yogyakarta

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP