You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 21 Maret 2020

Akibat kufur kepada Allah

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (QS. An Nahl: 112)

 Catatan penting:
1.    Allah menyebutkan gambaran sebuah negeri agar menjadi ibrah dan pelajaran.
2.    Negeri tersebut awalny amana dari musuh, tenang dan tenteram tanpa dihinggapi rasa ketakutan, rizkinya datang dengan melimpah, mudah dan luas dari segenap penjuru negeri.
3.    Tiga indikator dari negeri yang diberi nikmat:
آمِنِةً
:
Artinya aman dari berbagai serangan, tidak pernah mengalami situasi tercekam oleh serangan dari luar, tidak pernah diperangi.
مُطْمَئِنَّةً
:
Artinya tenteram dan tenang, tidak butuh untuk melakukan eksodus dan berpindah darinya karena suatu kesempitan atau ketakukan.
رِزْقُهَارَغَدًامِن كُلِّ مَكَانٍ
:
Kebutuhan pokoknya, sumber makanannya luas, melimpah dari setiap penjuru (dari berbagi sektor)

4.    Akan tetapi, nikmat itu kemudian menjadikan mereka lupa  diri, sampai mereka menjadi kufur. Allah Subhanahu wata’ala pun menimpakan bencana dan malapetaka atas mereka, yaitu berupa kelaparan dan ketakutan. Mengubah kondisi aman menjadi ketakutan, kondisi makmur berubah menjadi kelaparan dan kefakiran. Dan mengubah kebahagiaan mereka dengan kesedihan dan penderitaan.

فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللهِ
:
Artinya lalu penduduknya kufur dan ingkar terhadap nikmat-nikmat Allah
فَاَذَاقَهَااللهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ
:
Artinya Allah menimpakan kepadanya kondisi kelaparan, merekapun mengalami paceklik selama tujuh tahun.
وَالْخَوْفِ
:
Artinya kondisi ketakutan terhadap bahaya yang mengancamnya.
بِمَاكَانُوْيَصْنَعُوْنَ
:
Artinya sebab oleh perbuatan mereka sendiri.

Fiqih kehidupan:
1.  Kewajiban beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala dan para Rasul, hanya beribadah menyembah kepada-Nya semata.
2.  Kewajiban untuk bersyukur atas segala nikmat-Nya yang melimpah.
3.  Adzab Allah pasti menimpa setiap orang yang kafir kepada Allah Subhanahu wata’ala dan durhaka kepada-Nya serta mengingkari nikmat-nikmat-Nya kepada dirinya.
4.  Peringatan dan ancaman kepada bagi penduduk setiap negeri yang zalim dengan berbuat kekafiran, kedurhakaan dan kemaksiatan.
5.  Tidak ada kezaliman yang lebih besar daripada kezaliman kekafiran dan kedurhakaan terhadap Allah Subhanahu wata’ala.
6.  Adzab atau hukuman itu sesuai dengan amal perbuatan. Ketika penduduk suatu negeri tidak mensyukuri nikmat dan malah mengingkarinya, merekapun diberi ganti dengan keadaan sebaliknya, yaitu nikmat itu dihapus dan diganti dengan bencana dan malapetaka. Bisa jadi penduduk negeri itu terjatuh dalam kondisi kelaparan yang sangat, ketakutan, ketercekaman dan keringnya atau berhentinya sumber-sumber penghidupan.
(Disarikan dari Tafsir Al Munir
karya Prof.Dr. Wahbah az Zuhaili, jilid 7 hal. 492-495)

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP