You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 01 Februari 2018

Cara Orang Tua Mendidik Anak

Anak adalah karunia Allah yang dititipkan kepada para orang tua, maka orang tua harus menjaga anak-anaknya dari kegagalan, rasa keterpurukan dan konflik dengan anggota lingkungan tempat anak hidup. Orang tua harus memahami psikologi anak-anaknya dan mengetahui bagaimana berhubungan dengan mereka dan menggunakan metode yang paling baik dan efektif dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Orang tua juga harus memotivasi mereka untuk mengungkapkan perasaan melalui cara yang di sebut dengan metode ”mendengar reflektif”.

     Mendengar reflektif adalah menyimak secara responsif dan aktif. Tujuannya untuk memahami segala sesuatu yang di katakan oleh anak dan agar anak mampu mengingat kembali perasaannya serta mampu menjelaskan situasi-situasi yang memunculkan perasaan itu. Hal ini di maksudkan agar orang tua dapat membantunya mengungkapkan perasaan dari segala masalah yanng di hadapinya. Metode ini akan membuat hubungan baik dan mengokohkan jalinan serta membuat anak mandiri dan  tabah.
     Orang tua dapat mengunakan cara mendengar reflektif sejak anak umur tiga tahun dengan syarat orang tua menggunakan bahasa yang mudah dan sederhana.
     Ada Lima hal penting yang harus diperhatikan saat orang tua menyimak perasaan anak, yakni sebagai berikut :
1.    Menghargai Perasaannya
           Hal itu dapat tercapai dengan cara mendengar secara tenang, penuh perhatian, dan tampil sebagai sosok yang bukan akan menghakimi. Tentu saja ada kemungkinan bahwa orang tua tidak dapat menerima semua perbuatannya. Meskipun demikian, kesankan bahwa kita dapat memahami perasaannya. anak akan mengungkapkan kepada kita tingkat kemarahannya, misalnya, akibat beselisih dengan saudaranya. Namun, dalam waktu bersamaan kita tidak mengizinkannya untuk melampiaskan kemarahannya kepada saudaranya itu dengan melakukan keculasan dan pemukulan.
2.     Menyimak Perkaataannya
     Dengan semata-mata mendengarkan, kita telah memberikan penghargaan kepadanya. Dengan cara itu,  kita telah memperkenankan anak untuk mengungkapkan perasaannya dan membagi kekesalan dan kemarahan yang berkecamuk dalam dadanya. Isyarat isyarat yang kita lakukan juga bisa berarti sebagai partisipasi kita, bahkan sering kali isyarat isyarat itu mewakili perkataan. Misalnya, mengangguk anggukkan kepala sebagai bukti bahwa kita setuju, menerima, dan berempati terhadap ucapan anak.
3.    Mengulangi ucapan anak
       Mengulangi perkataan berguna untuk memberikan bukti bahwa kita  merspon dan memahami perasaannya. Mengulangi ungkapan anak bukan berarti mengulangi kata katanya secara persis, melainkan menyusun ulang inti dari perkataan anak untuk memberikan bukti bahwa kita merespon dan memahami  perasaannya.
      Suatu saat mungkin ada anak yang mengungkapkan perasaan yang amat mengganggu dan mengancamnya, misalnya anak mengatakan “tidak ada seorangpun di kelasku yang menyukaiku” dalam hal ini orang tua harus bisa mengendalikan diri dan tidak terbawa emosi dalam menyikapi informasi yang bisa membuat orang tua tersinggung.
     Hendaklah orang tua membantu, memberikan motivasi dan mendorong anak untuk bersikap jujur dala mengemukakan sesuatu yang sedang bergejolak di dalam hatinya betapapun itu menyaktkan orang tua
     Pada umumnya dalam cara berfikir dan berprilaku anak-anak sering berlebihan dalam mengungkapkan perasaan dan menggambarkan situasi yang melatar belakanginya. Oleh karena itu orang tua harus membantunya dalam menggambarkan perasaan dan situasi yang melatarbelakanginya agar sesuai dengan kenyataan, maksudnya orang tua harus mengurangi sikap berlebihan dan menyesuaikan perasaan anaknya dengan situasi yang sebenarnya. Cara seperti ini bisa digunakan kepada anak dalam segala tingkatan usia
4.    Berikan nasehat dan usulan
        Orang tua harus membiarkan anak untuk mencurahkan segala perasaan yang berkecamuk di dalam jiwanya, terutama ketika anak bersikap negatif terhadap orang tua, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan orang tua juga harus menghentikan saat anak mengeluarkan kata-kata yang tidak baik atau negatif. Jika anak tidak mau menuruti peringatan orang tua maka orang tua bisa meminta untuk menghentikan pembicaraannya dan memberikan hukuman ringan.
     Anak juga harus belajar tentang peraturan, disiplin dan adab berbicara dengan orang tua atau orang yang lebih tua darinya. Oleh karena itu orang tua harus bisa menjadi teladan dalam hal tata krama mengungkapkan perasaan yang telah di ajarkan orang tua kepada anak. Orang tua hendaknya tidsk memberi contoh dengan menghinakan dan melontarkan ungkapan atau julukan yang merusak kejiwaannya.
     Anak sebenarnya menginginkan orang tua untuk memhami perasaannya saat anak marah, membangkang, sedih atau takut. Pada saat seperti ini jika orang tua tidak dapat merespon maka anak akan berontak kepada orang tua. Hal terbesar yang menyakitkan adalah bila orang tua menganggap enteng perasaan anak atau orang tua bersikap masa bodoh.
     Oleh karena itu orangtua harus mendekati perasaan anak dengan baik dan dengan cara memahami, berempati dan mengidentifikasi perasaan anak bila orang tua menginginkan masuk ke dalam jiwa dan akal anak.
5.    Rumuskan perasaannya
Setelah orang tua  menyimak perkataan anak dengan seksama dan mencermati ekpresi wajahnya yang melukiskan perasaannya seperti marah, kecewa, sedih dan lain-lain . Maka akan lebih baik jika orang tua mengidentifikasi reaksinya, misalnya berkata nampaknya kamu sangat sedih nak? Jika dugaan dari orang tua kurang tepat maka cobalah lagi dan gunakan jeda waktu agar kita/ orang tua faham, doronglah agar anak bisa memahami danbisa menilai bahwa dugaan orang tua itu salah atau benar.
SITI DAIMAH, S.Ag.
Penyuluh Agama Fungsional Kecamatan Jetis
Kota Yogyakarta

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP