You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 27 April 2014

Tuntunan Do'a

Berdoa merupakan salah satu bentuk peribadatan dan cara mendekatkan diri antara hamba dengan Penciptanya. Kenyataan ini memang tidak bisa dipungkiri, lantaran setiap muslim sudah tentu akan senantiasa bergantung dan menggantungkan diri kepada Yang Maha Kuasa di dalam rangka mencari jalan keluar, mencari petunjuk, memohon pertolongan dan berbagai permohonan serta permintaan lainnya, disamping sebagai upaya kedekatan.
Allah SWT memerintahkan agar manusia berdoa, memohonkan segala hajatnya, baik urusan dunia ataupun akhirat. Manusia yang tidak mau berdoa, ia termasuk orang yang takabbur atau menyombongkan diri kepada Allah, dan baginya disediakan neraka jahanam, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an:
Selengkapnya...

Read more...

Menjaga Lidah

Orang bijak berkata: “Kalau pedang lukai tubuh masih bisa harapan sembuh, tetapi kalau lidah lukai hati, ke mana obat obat hendak dicari”
    Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna(QS.Al-Mu’minun:3)
Menjaga lidah adalah salah satu tanda kebaikan yang sangat  penting. Organ tubuh satu ini bukan hanya berfungsi sebagai indera perasa. Bentuknya yang elastis membuat fungsinya juga beraneka. Dengan lidah seorang rakyat jelata pun bisa menjadi masyhur hingga pelosok dunia dan sebab lidah pula orang yang terhormat bisa jatuh sengsara.
Selengkapnya...

Read more...

Juru Dakwah Yang Tidak Gentar

Kekalahan umat Islam dalam perang Uhud menyebabkan bangkitnya kemarahan orang-orang Badwi di sekitar Madinah untuk mengungkit-ungkit dendam lama yang sebelumnya sudah terpendam. Namun tanpa curiga sedikitpun Rasulullah memberikan sambutan baik atas kedatangan sekelompok pedagang Arab yang menyatakan keinginan sukunya hendak mendengar dan memeluk Islam. Untuk itu mereka meminta para juru dakwah dikirimkan ke kampung suku itu. Rasulullah saw meluluskan. Enam orang sahabat yang ‘alim diutus untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka berangkat bersama para pedagang Arab.
Di kampung Ar Raji, di wilayah kekuasaan suku Huzail, para pedagang Arab tiba-tiba melakukan pengurangan atas keenam sahabat Rasulullah saw sambil berseru meminta bantuan kaum Huzail. Keenam pendakwah itu dengan panas menghunus senjata masing-masing dan siap mengadakan perlawanan setelah tahu bahwa mereka tengah dijebak. Para pedagang yang licik tadi berteriak:”Sabar Saudara-saudara. Kami tidak bermaksud membunuh atau menganiaya kalian. Kami cuma mau menangkap kalian untuk kami jual ke Makkah sebagai budak belian”. Keenam sahabat Rasulullah saw itu tahu nasib mereka bahkan lebih buruk daripada terbunuh dalam pertarungan tidak berimbang itu. Mereka segera bertakbir seraya menyerang dengan tangkas
Selengkapnya...

Read more...

Tujuh Kebahagiaan Berkeluarga

Rumah tangga atau berkeluarga yang bahagia adalah harapan bagi semua orang, tanpa terkecuali. Karena itu, berbagai upaya biasanya dilakukan demi harapan tersebut.Berikut ini ada tujuh cirri-ciri keluarga yang bahagia.
Pertama, memiliki pasangan hidup yang berakhlak mulia (akhaqul karimah).Akhlak yang mulia ini memiliki beberapa indikator, antara lain: menikah demi agama dalam rangka ibadah kepada dan mencari ridla Allah SWT dan saling menjaga atau merawat kebutuhan beribah kepada Allah SWT untuk mendapatkan suasana keluarga yang sakinah.
Kedua, memiliki keturunan yang shaleh/shalihah, yang ditandadai oleh beberapa hal berikut: a) anak dapat berbuat baik kepada orang tuanya (sekalipun berbeda agama – keyakinan), b) menjauhi perbuatan terlarang sekalipun di saat orang lain tidak mengetahuinya, c) dapat mendirikan shalat, mengajak pada kebajikan, menjauhi kemunkaran dan bersabar menghadapi cobaan hidup, d) tidak sombong (takabur) di lingkungan masyarakat, e) selalu berhati-hati dalam berucap dan menghormati orang lain (QS. Lukman: 15-19)
Selengkapnya...

Read more...

Bekerja Adalah Ibadah

Manusia diciptakan Allah swt sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk hidup yang lain. Manusia sebagai makhluk sosial yang diberi akal untuk melangsungkan hidupnya berkewajiban untuk bekerja. Bekerja di samping untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Allah yaitu untuk beribadah. Di dalam hadits disebutkan :
”Bekerjalah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.”
Penyuluh agama yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pembinaan agama dalam pembangunan kepada masyarakat melalui bahasa agama, sudah barang tentubekerja yang paling utama tujuannya adalah ibadah, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa banyak orang yang statusnya bukan sebagai seorang penyuluh agama juga menganggap bekerja sebagai ibadah.
Selengkapnya...

Read more...

Adab Bergaul

”Aku berada di samping orang yang menyebutku.” 
(HR. Ibnu Syaibah dan Baihaqi)


Dalam kehidupan sehari hari, banyak kita temui orang yang melupakan Allah. Hal tersebut tercermin dalam perilakunya yang meninggalkan agamanya.
Jika kita mengetahui Allah swt dengan hakikat ma’rifat kepada-Nya, maka niscaya kita akan menjadikan-Nya sebagai Dzat yang dekat dengan kita serta tidak mau menjadikan manusia sebagai pendamping kita.
Jika kita tidak mampu melakukan semua itu, maka luangkanlah sesaat saja untuk Tuhan kita dan berasyik masyuk dengan-Nya melalui munajat. Maka kita harus mengetahui adab bergaul dengan Allah swt, yaitu :
Selengkapnya...

Read more...

Selasa, 22 April 2014

Kejujuran Pangkal Tolak Kebaikan

Suatu  ketika Nabi Muhammad SAW didatangi oleh orang Badui yang mengadukan kebiasaan buruknya. “Wahai Nabi, saya telah  masuk Islam, tetapi saya merasa berat untuk meninggalkan dua kebiasaan buruk saya”. Mendengar itu, para sahabat protes, mengapa orang Badui itu diperbolehkan masuk Islam. Tetapi, dengan tenang, simpatik dan diplomatis, Nabi menjawab memberikan penjelasan kepada para sahabat sekaligus tanggapan bagi orang Badui itu.  “Baiklah, saudaraku. Sekiranya engkau memang bertekad menjadi seorang muslim yang sebenarnya, ada satu syaratnya”. “Apakah syarat itu, wahai Rasulullah ? “Jujur… engkau harus bisa jujur”, jawab Nabi mantap.

Riwayat singkat di atas, memberi catatan penting  bahwa jujur adalah sifat seseorang yang merupakan cerminan dari kesadaran diri, ketulusan hati, dan kepedulian yang dilandasi oleh kebenaran. Karena itu, jujur  memiliki makna yang sangat penting bagi pribadi seseorang. Kejujuran yang tertanam dalam diri, akan mengarahkan semua gerak badan kita; mata, telinga, mulut, tangan, kaki, pikiran dan anggota badan lainnya  menuju pada satu muara, yaitu menggapai ridla Allah SWT.
Selengkapnya...

Read more...

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP